Sunday, February 17, 2013

Jurus Jitu Agar Peluang Usaha Sukses

Dikutip dari Liputan6.com, Jakarta : Jika Anda memiliki bisnis kecil-kecilan atau berencana membangun usaha, tentu diperlukan suatu strategi yang harus dilakukan agar usaha Anda sukses. Berikut adalah 5 tips penting agar usaha yang Anda miliki bisa terus berkembang seperti dikutip dari customer think, Rabu (23/1/2013):
1. Memiliki rencana bisnis
Gagal merencanakan sama saja dengan berencana untuk gagal. Tuliskan target utama perusahaan Anda pada tahun ini, konsumen yang menjadi target pemasaran Anda dan biaya untuk membuka usaha Anda serta biaya operasional bulanan dari bisnis yang Anda jalankan.
Anda perlu memahami dan mendapatkan gambaran sesungguhnya dari kegiatan operasional harian perusahaan Anda, Apakah Anda beroperasi dengan kerugian atau menghasilkan keuntungan dan apakah arus kas Anda positif.
Jika Anda tidak dapat mengembangkan dan menulis rencana bisnis, segera cari bantuan. Setelah Anda melakukan perencanaan yang matang maka Anda sudah berada di jalan yang benar untuk mencapai kesuksesan di 2013.
2. Promosi melalui media online
Dunia bisnis saat ini sangat tergantung pada internet. Semua yang pelanggan Anda butuhkan bisa didapatkan hanya dengan memencet mouse komputer. Sebagai pemilik bisnis, Anda tentu ingin memastikan perusahaan Anda memiliki pemasaran via media online yang kuat.
Buatlah website yang menarik untuk memenuhi kebutuhan target pasar Anda dan pastikan Anda memiliki strategi pemasaran via media sosial yang agresif. Mulai dengan menciptakan account Facebook untuk memperkenalkan perusahaan Anda sehingga pelanggan Anda bisa memantaunya dan menyebarkannya ke teman-teman dan kolega mereka.
Buatlah video presentasi Anda yang bisa diposting di YouTube, account Twitter dan Instagram juga wajib dimiliki. Anda bisa menyampaikan acara yang akan diadakan atau memperkenalkan produk baru yang Anda jual.
Anda dapat mengajak follower Anda untuk menggunakan produk Anda, berikan hadiah atau diskon untuk menarik minat mereka.
3. Terima Transaksi pembayaran dengan kartu kredit
Ukuran bisnis yang kecil kadang-kadang cenderung menghindari menerima pembayaran dengan kartu kredit. Namun kenyataannya adalah saat ini kartu kredit sudah menjadi alat pembayaran utama. Dengan menerima kartu kredit Anda tidak hanya akan dapat memuaskan pelanggan Anda tetapi membuka peluang bisnis kecil Anda untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan
4. Beriklan
Ide di balik iklan adalah untuk menciptakan merek yang kuat dan mudah dikenali. Memiliki merek yang dikenal sangatlah penting bagi usaha kecil. Jadi kembangkan strategi periklanan di surat kabar dan website.
Bila ada kesempatan untuk mendapatkan ruang promosi di depan umum, ambillah kesempatan itu. Desain kartu bisnis yang menarik disertai logo dan tagline perusahaan Anda yang dapat disebarkan ke orang-orang yang Anda temui. Periklanan yang efektif akan membantu Anda mendapatkan lebih banyak pelanggan dan dengan cepat meningkatkan bisnis Anda.
5. Menyimpan catatan keuangan
Pastikan Anda memiliki sebuah sistem untuk melacak keuangan Anda. Dengan memiliki pencatatan keuangan yang benar maka Anda dapat menghemat banyak waktu dan energi.

Read More......

Thursday, January 31, 2013

Jalan Desa Yang Menjadi Produktif

Kondisi jalan yang pada awalnya mulus tanpa lubang akan semakin menurun kualitasnya seiring waktu. Tanpa pemeliharaan dan perbaikan rutin, jalan yang ada akan semakin rusak kondisinya, bahkan menjadi sulit untuk dilalui kendaraan. Keluhan mengenai kondisi jalan yang rusak selalu saja terdengar dari tiap wilayah. Jalan yang letaknya berada ruangan terbuka itu, walaupun tidak terlalu sering dilalui kendaraan tetap akan mengalami penurunan kualitas.

Kali ini yang menjadi sorotan utama penulis adalah mengenai jalan Desa. Sesuai dengan namanya berarti jalan ini adalah jalan yang berada dilingkungan administrasi pemerintahan Desa, jalan yang menghubungkan antar kampung dilingkungan Desa tersebut.
Berdasarkan pengamatan penulis pada beberapa wilayah, khususnya di pulau Jawa, kondisi jalan yang terdapat di Desa banyak yang dalam kondisi “memprihatinkan”. Ada yang dibiarkan rusak dan berlubang hingga bertahun-tahun, ada yang sejak awal dibangun belum pernah “tersentuh” aspal. 
Penulis merasa salut dan bangga pada beberapa Desa yang mampu membangun dan memperbaiki jalan dilingkungan Desa secara swadaya dan gotong-royong, terlepas dari mana mereka mengumpulkan biayanya. Apakah berasal dari sumbangan sukarela warga, sumbangan donatur ataupun dari pungutan “portal” layaknya jalan tol. Semangat dan keinginan mereka untuk membangun dan memperbaiki jalan mereka tersebut patut diacungi jempol. Dana pembangunan dan perbaikan jalan di Desa memang menjadi satu kendala tersendiri, namun bukan berarti tidak ada solusi lain selain dari “setia” menunggu anggaran untuk Desa tersebut diturunkan.

Penulis memiliki pemikiran dan ide untuk membuat suatu program ditingkat Desa, utamanya Desa yang “terabaikan” dari perhatian pemerintah daerah setempat. Program ini adalah program untuk menyediakan dana pembangunan dan perbaikan jalan Desa secara mandiri, yang memiliki beberapa manfaat lain selain dari sumber pemasukan dana. Mungkin saja sebelumnya sudah ada yang mengusulkan dan menjalankan program seperti ini, namun penulis belum pernah menyaksikannya secara langsung.

Program Dana Mandiri Untuk Jalan Desa ini adalah program pemanfaatan lahan-lahan kosong, terutama disepanjang kiri dan kanan bahu jalan atau lahan-lahan lainnya yang disediakan khusus oleh warga dan pemerintah Desa setempat. Program ini sebelumnya diawali langkah musyawarah yang kemudian  disepakati dan diketahui pemerintah beserta instansi terkait setempat, selanjutnya disosialisasikan ke masyarakat.
Lahan-lahan yang sudah disiapkan dan disepakati bersama selanjutnya ditanami dengan pohon-pohon yang memiliki nilai jual cukup tinggi dan tingkat pertumbuhannya relatif cepat. Jenis pohon tersebut misalnya pohon albasia/sengon dan jabon yang rata-rata usia panennya antara 5 hingga 7 tahun. Harga jual pohon tersebut adalah bervariasi pada setiap daerah. Program ini harus dijalankan secara berkesinambungan, dan dalam waktu 1 sampai 2 tahun setelah penanaman pohon tahap pertama harus dilakukan penanaman pohon tahap kedua dan seterusnya dengan rentang waktu yang sama.
Seluruh warga harus berkomitmen dan bergotong-royong menanam dan merawat secara besama pohon-pohon tersebut hingga usia panen. Mengenai penyediaan bibit pohon tersebut bisa didapat dari bantuan pihak terkait melalui usulan penyediaan bibit untuk beberapa Desa sekaligus atau sebaiknya membuat pembibitan secara swadaya, toh biayanya tidaklah terlalu besar, disamping itu dapat menghindari kecurigaan adanya “permainan” dana anggaran pengadaan bibit tersebut. Pada saat panen akan dilakukan, masyarakat dan instansi terkait harus secara bersama-sama mengawasinya untuk menghindari penyelewengan. Halnya dengan penggunaan dana yang didapatkan juga harus selalu dalam pengawasan bersama. Bila perlu dibentuk kepanitiaan yang khusus mengawasi jalannya program tersebut.
Program seperti ini mungkin dapat dituangkan dalan suatu kebijakan khusus dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah daerah. Namun akan lebih baik jika program ini dimunculkan secara mandiri ditiap Desa dengan mengedepankan semangat gotong-royong yang merupakan inti dari program tersebut. Pemikiran-pemikiran picik yang beranggapan bahwa program tersebut hanya akan menciptakan lapangan korupsi dan kolusi baru sebaiknya dihilangkan, pemikiran seperti itu hanya akan menjadi penghalang untuk melangkah maju.
Oke, sekarang kita coba untuk berhitung secara sederhana. Jika jarak tanam adalah 4 hingga 5 meter, maka pada kiri dan kanan jalan sepanjang 1 kilometer bisa ditanam sekira 500 pohon. Misalkan dalam satu Desa bisa ditanam sebanyak 3.000 pohon yang disebar di beberapa lokasi atau ekuivalen 6 km panjang jalan, dan harga pohon siap panen adalah Rp200.000,- per pohon, maka dalam waktu 5 hingga 7 tahun akan tersedia dana sejumlah 3.000 x Rp200.000,- = Rp 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah). Dengan sistem penanaman pohon yang berkesinambungan bisa didapatkan pemasukan kembali dalam waktu 1 hingga 2 tahun berikutnya.
Jika untuk meng-aspal jalan dibutuhkan biaya sebesar Rp 40.000,- per meter persegi, maka Desa tersebut dapat membangun jalan lingkungan dengan lebar 3 meter sepanjang 5 km. Seandainya kita berhitung ada sebanyak 69.000 Desa di seluruh wilayah Indonesia, maka dalam kurun waktu 7 tahun Indonesia akan memiliki 345.000 km jalan Desa yang sudah diaspal atau ekuivalen Rp41.400.000.000.000,-.
Demikian dari penulis.

Read More......